Maka Nikmati Sajalah!
Dinamika hidup membuat kita menjadi manusia yang
penuh dengan rasa. Ketika musibah itu datang, tanpa direkayasa kitapun bersedih
karenanya. Ketika kegembiraan itu hadir, tak ayal pastilah suka cita dan wajah
penuh kesenangan itu menghiasi hari-hari. Yap, dunia ini adalah tempatnya semua
rasa berkumpul. Tempatnya semua peristiwa terjadi. Tempatnya semua warna
menghiasi.
Dua kata yang bila diucapkan amatlah ringan namun
saat harus diimplementasikan beratnya bukan kepalang. Benar bahwa amat mudah
bagi kita bersyukur saat kemudahan, kemurahan, kelapangan, rasa cinta, rasa
suka cita semua hadir di tengah-tengah kehidupan kita. Namun apa daya kita saat
sebaliknya hitamlah yang hadir menyapa?
Ketika rasa sakit atau kesedihan atau kehilangan
membutakan semuanya. Tak ada rasa syukur yang tampak walau barang sejenak.
Ternyata fokus kita pada masalah membuat kita menjadi pribadi yang lembek dan
melankolis. Padahal, sungguh di luar rasa nelangsa itu, banyak hikmah dan
banyak pelajaran serta masih lebih banyak lagi rasa syukur yang harusnya kita
tampakan akan semua nikmat dari-Nya.
Saat kebahagiaan sedang berada pada gilirannya
menghampiri kita, kesabaran menjadi hal yang mudah kita lakukan. Lihatlah
bagaimana sabarnya seorang ibu yang merasakan kebahagiaan memiliki anak amatlah
sulit dilukiskan. Ia rela berkorban harta, pikiran, perasaannya demi tumbuh
kembang anaknya dengan baik. Namun bagaimana jika kesempitan hati seakan sedang
menghimpit kita saat ini? Boro-boro berlaku sabar. Bahkan mengeluh menjadi
sikap pertama yang menjadi prioritas kita akan refleksi atas ketidakterimaan
kita pada sebuah rasa tak enak dan tak nyaman. Padahal sungguh kita tak pernah
tahu, boleh jadi kesukaran itu lebih baik pada akhirnya untuk kita dan boleh
jadi kesenangan itu menyimpan ketidakbaikan untuk kita di ujungnya. Maka apalah
daya kita? Apa yang harus kita lakukan?
Dunia ini begitu kecil hingga kita pusatkan seluruh
perhatian kita padanya. Dunia ini begitu fana jika kita begitu serius
mengurusinya. Dunia ini akan hancur dan amat merugilah kita bila energi kita
habis untuk mengejarnya. Dan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau
belaka. Jadi?
Letakanlah dunia di tanganmu dan jangan sekali-kali
kau bersitkan di hatimu untuk menguasainya. Karena kita akan kembali. Kembali
pada tempat yang sebenarnya. Kembali pulang ke akhirat, bertemu dengan Pencipta
kita. So?
Apapun kondisimu saat ini. Apakah sedang senang,
sedih, malu, marah, atau apapun kondisi hatimu akibat apa yang terjadi di
hidupmu, maka nikmatilah! Jalanilah semuanya karena Allah. Sandarkan hari esok
yang penuh misteri pada-Nya. Kembalikan kesedihan dan kegembiraan seutuhnya
pada-Nya. Tugas kita hanya satu! Nikmati hidup ini! Nikmati dengan menjalankan
segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya lalu pasrahkan hasilnya. Jalankan
saja tugas kita di bumi ini sebaik-baiknya. Dan persiapkanlah bekal yang banyak
untuk kita kembali keharibaan-Nya.
0 komentar